Minggu, 13 Maret 2011

Percobaan Praktek Kimia





PERCOBAAN (I)
Elektrolisis Larutan

No
Larutan yang dielektrolisis
Pada Larutan
Pada Elektroda
1
KI
Katoda (–), berwarnaungu.Anoda (+), berwarnakuning.
Katoda (–), ada gelembung.Anoda (+), ada gelembung.
2
Na2SO4
Katoda (–), berwarnaungu.Anoda (+), berwarnabening (tidak berwarna).
Katoda (–), ada gelembung.Anoda (+), ada gelembung.


1. Na2SO4 → 2 Na+ + SO42- + 10 tetes indikator universal
A (+)                : 2 H2O → 4 H+ + O2 + 4 e
K (-) : 2 H2O + 2 e → 2 OH- + H2
Na2SO4 + 6 H2O → 2 Na+ + SO42- + 4 H+ + 4 OH- + O2 + 2 H2
Katoda           : NaOH + gas H2
Anoda            : H2SO4 + gas O2

2. KI → K+ + I-
A (+)                : 2 I- → I2 + 2 e
K (-) : 2 H2O + 2 e → 2 OH+ H2
2 KI + 2 H2O → 2 K+ + I2 + 2 OH- + H2
2 KI + 2 H2O → 2 KOH + I2 + H2
Katoda           : KOH + gas H2

Dasar Teori :
Sel elektrolisis merupakan kebalikan dari sel volta. Dalam sel elektrolisis, listrik digunakan untuk melangsungkan reaksi redoks tak spontan. Sel elektrolisis terdiri dari sebuah electrode, elektrolit, dan sumber arus searah. Electron memasuki sel elektrolisis melelui kutub negatif (katoda). Spesi tertentu dalam larutan menyerap electron dari katoda dan mengalami reduksi. Sedangkan spesi lain melepas electron di anoda dan mengalami oksidasi.
Reaksi elektrolisis terdiri dari reaksi katoda, yaitu reduksi, dan reaksi anoda, yaitu oksidasi. Spesi yang terlibat dalam reaksi katoda dan anoda bergantung pada potensial elektroda dari spesi tersebut. Ketentuannya sebagai berikut.

·                     Spesi yang mengalami reduksi di katoda adalah spesi yang potensial reduksinya terbesar.
·                     Spesi yang mengalami oksidasi di anoda adalah spesi yang potensial oksidasinya terbesar.
Sel elektrolisis terbagi menjadi 2, yaitu:
1.                  Elektrolisis larutan elektrolit.
2.                  Elektrolisis larutan non elektrolit.
Elektroda dalam sel elektrolisis terbagi menjadi 2, yaitu:
1.                  Elektroda inert/tidak aktif (elektroda karbon, platina, dan emas)
2.                  Elektroda selain inert/aktif.
3.                   
Kesimpulan :
1.                  Reaksi elektrolisis terdiri dari reaksi katoda (reduksi) dan reaksi anoda (oksidasi).
2.                  Sel elektrolisis terbagi menjadi 2, yaitu elektrolisis larutan elektrolit dan elektrolisis leburan elektrolit.
3.                  Elektroda dalam sel elektrolisis terbagi menjadi 2, yaitu elektroda inert dan elektroda selain inert.


























PERCOBAAN (II)
GEJALA GEJALA YANG MENYERTAI REAKSI KIMIA


Zat A + zat B zat C + zat D

zat-zat yang bereaksi zat hasil reaksi

Sifat zat yang dihasilkan dari suatu reaksi kimia (zat C dan zat D) tidak sama dengan sifat-sifat zat asalnya (zat A dan zat B)

Untuk mengetahui suatu zat telah mengalami reaksi kimia dapat dilihat dari gejala-gejala yang muncul atau yang nampak pada saat reaksi itu berlangsung.

Gejala-gejala yang menyertai reaksi kimia antara lain :
1. terbentuknya endapan
2. timbulnya gelembung-gelembung gas
3. terjadi perubahan warna
4. terjadi perubahan suhu
5. terjadi perubahan bau.

Jawaban :

1. Pembentukan endapan
Larutan timbal (II) nitrat direaksikan dengan larutan kalium iodida menghasilkan padatan timbal (II) iodida dan larutan kalium nitrat

http://edukasi.depdiknas.go.id/file_storage/materi_pokok/MP_380/Image/no11.gif 



2. Pembentukan gas
Pembentukan gas biasanya menunjukkan, bahwa reaksi sedang berlangsung. Reaksi pembentukan gas ditandai dengan adanya gelembung-gelembung udara jika reaksi berlangsung sebagai larutan, atau bau yang tercium ataupun tampak asap yang keluar dari sebuah reaksi dan mengembangnya suatu reaktan.
Contoh:
1.    Pada proses pembuatan kue, penambahan soda kue menyebabkan adonan kue menjadi mengembang. Soda kue menghasilkan gas karbon dioksida (CO2) yang menyebabkan kue mengembang.
2.    Reaksi antara batu marmer dengan larutan asam klorida menghasilkan gas hidrogen (H2).
3.    Logam stronsium atau barium yang dimasukkan ke dalam air, menghasilkan gas hidrogen (H2).



3. Perubahan warna
Seperti  halnya perubahan endapan, perubahan warna juga mudah untuk diamati sebagai individu terjadinya reaksi kimia
Contoh :
1.    Larutan timbal (II) nitrat direaksikan dengan larutan kalium iodida menghasilkan padatan  timbal (II) iodida yang berwarna kuning dimana awalnya kedua larutan adalah bening.
2.    Perubahan warna besi ketika berkarat menjadi coklat.
3.    Tembaga yang berwarna kuning berubah menjadi hijau ketika berkarat.
4.    Glukosa (bening) jika ditetesi larutan benedict dan dipanaskan akan berwarna jingga dan kemudian menjadi merah bata ketika didinginkan 


4. Perubahan suhu
Reaksi kimia terkadang ditandai dengan adanya perubahan suhu. Suhu yang terjadi bisa menjadi lebih tinggi atau rendah. Reaksi kimia yang disertai kenaikan suhu disebut dengan reaksi eksotermis. Sebaliknya reaksi yang disertai penurunan suhu disebut dengan reaksi endotermis.
Contoh:
1.    Reaksi antara karbid (CaC2) dengan air menghasilkan suhu yang sangat tinggi dan gas asetilena (C2H2) sehingga dapat digunakan untuk melelehkan besi yang sangat keras.

2.    Reaksi antara batu kapur dengan air.
3.    Reaksi yang memerlukan panas terjadi pada reaksi fotosintesis sebagai reaksi endoterm, karena pada reaksi ini terjadi penurunan suhu.

















Percobaan (III)
Hidrolisis

Larutan Garam
Perubahan Warna
pH
Sifat Larutan
Lakmus Merah
Lakmus biru
Asam
Basa
Garam
NH4CH3COO
Merah
Biru
=7


NaCl
Ungu
Biru
=7


MgSO4
Ungu
Biru
=7


NH4Cl
Merah
Merah
<7 ; (5)


(NH4)2SO4
Merah
Merah
<7 ; (6)


Na2CO3
Biru
Biru
>7 ; (10)


NaCH3COO
Biru
Biru
>7 ; (8)




Larutan Garam
Basa Pembentuk
Asam Pembentuk
Sifat Larutan
Rumus
Jenis
Rumus
Jenis
NH4CH3COO
NH4
Basa Lemah
CH3COOH
Asam Lemah
Netral
NaCl
NaOH
Basa Kuat
HCl
Asam Kuat
Netral
MgSO4
Mg(OH)2
Basa Kuat
H2SO4
Asam Kuat
Netral
NH4Cl
NH4OH
Basa Lemah
HCl
Asam Kuat
Asam
(NH4)2SO4
NH4OH
Basa Lemah
H2SO4
Asam Kuat
Asam
Na2CO3
NaOH
Basa Kuat
H2CO3
Asam Lemah
Basa
NaCH3COO
NaOH
Basa Kuat
CH3COOH
Asam Lemah
Basa

Sifat larutan ditentukan oleh kuatnya suatu asam atau basa pembentuk :

1. Apabila dibentuk oleh asam kuat dan basa lemah, maka sifat larutan bersifat asam.
2. Apabila dibentuk oleh basa kuat dan asam lemah, maka sifat larutan bersifat basa.
3. Apabila dibentuk oleh asam kuat dan basa kuat, maka sifat larutan bersifat netral.
Kesimpulan :

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan diketahui bahwa sifat larutan garam
bergantung pada kekuatan relatif asam-basa penyusunnya :
    1. Garam dari asam kuat dan basa kuat bersifat netral dan pH=7
    2. Garam dari asam kuat dan basa lemah bersifat asam dan pH<7
    3. Garam dari asam lemah dan basa kuat bersifat basa dan pH>7





























Percobaan (IV)
Isomeri

Senyawa dengan rumus C4H10 (memiliki 2 isomer) :

CH3-CH2-CH2-CH3
n-butana (t.d = -0.5°C)

C Primer
C Sekunder
C Tersier
2
2
-

CH3-CH-CH3
|
CH3
isobutana (2-metil propana) t.d = -10°C
C Primer
C Sekunder
C Tersier
3
-
1

Senyawa dengan rumus C5H12 (memiliki 3 isomer) :

CH3-CH2-CH2-CH2-CH3
pentana (t.d = 36,1°C)
C Primer
C Sekunder
C Tersier
2
3
-

CH3-CH-CH2-CH3
                                                                          |
                                                                        CH3
isopentana (2-metil butana) t.d = 27,9°C
C Primer
C Sekunder
C Tersier
3
1
1




CH3
|
CH3 – C – CH3
|
CH3
neopentana (2,2-dimetil propana) t.d = 27,9°C
C Primer
C Sekunder
C Tersier
C Kuartener
3
-
-
1


Senyawa Alkohol
1-propanol
(posisi - OH di ujung)

2-propanol
          (posisi – OH di tengah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar