Selasa, 28 September 2010

Kau

Ya, kau ..

Berani berubah jadi canduku ..

Mengerang kupingku bagaikan alu ..

Dan berhasil melubangi hati yang membatu ..

Namun, ku harus bisa meragu ..

Karena, ku tak ingin hati ini secepatnya terpaku ..

Pada jam dinding yang lekas ke angka satu ..

Di saat itulah kita kan tinggal jauh dari masa lalu ..

Bila memang tak kan ada anekdot yang berlalu ..

Antara kita, yang saling beradu ..

Dalam minyak kasih yang dibakar akan dedaunan ..

Hah ~ !!

Tapi ku masih tetap pada bathinku ..

Yang belum mau bergejolak dalam semilir debu - debu ..

Bertumpu ..

Pada tepi kiri jembatan “aman”Ku ..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar