Minggu, 03 April 2011

Amplop Merah Muda untuk Pak Pos



Coba , sekarang siapa lagi yang mau pakai jasa pak pos? Untuk mengucapkan selamat lebaran saja, boro-boro pakai kartu yang bisa disimpan selamanya, paling cuma lewat sms. Kalau sekarang yang diantar lewat pos cuma surat tagihan listrik, PAM atau kartu kredit, brosur-brosur, wah, mana ada lagi yang menyambut pak pos dengan suka cita? (hal. 10 –cerpen : Amplop merah muda untuk pak pos-)

"Kalau sekarang yang diantar lewat pos cuma surat tagihan listrik, PAM atau kartu kredit, brosur-brosur, wah, mana ada lagi yang menyambut pak pos dengan suka cita"

Cerita tentang surat cinta yang dikirim melalui Pak Pos, merupakan tema yang diangkat dalam cerita pendek dalam kumpulan cerpen dengan judul  Amplop Merah Muda untuk Pak Pos. Penulis ingin menggugah kembali masa ketika belum ada email apalagi sms yang sudah merebut pola pengiriman surat.
Ada sekitar 6 cerpen yang terdapat dalam kumpulan buku ini. Tema tentang Cinta namun diceritakan dengan  beragam cara, dan terkadang dengan judul yang membuat pikiran pembaca mengerutkan alis, seperti pada cerpen Bolehkah aku tidur di ranjangmu?
Judul cerpen yang menggoda Pengarang berhasil membuat judul cerpen menggoda dan menggelitik. Tafsiran semula dengan membaca judul dan setelah dibaca isinya , ternyata berlawanan.  Judul dan isi ternyata sama menariknya.
Dalam cerpen Amplop Merah Muda untuk Pak Pos misalnya. Semula, imajinasi saya adalah sebuah amplop, berisi surat cinta yang benar-benar untuk pak pos. Namun, setelah membacanya, ternyata sebuah amplop, yang berisi surat cinta yang telah dikirim lama, oleh seorang kekasih pada jaman Belanda masih bercokol di bumi Indonesia.
Surat tersebut, dikirim dari sebuah kapal Belanda, oleh seorang noni belanda untuk kekasihnya yang orang Indonesia. Yang menjadi misteri adalah, surat tersebut tertanggal tahun 1941, pada saat ketika Jepang datang, dimana terjadi eksodus besar-besaran orang Belanda, untuk keluar menyelamatkan diri dari kekejaman Tentara Jepan,g yang mulai masuk di bumi Indonesia.
Surat terkirim beberapa kali pada jaman sekarang, ditujukan kepada alamat sebuah rumah yang ternyata telah lama kosong.
Cerita ini juga menggambarkan , bagaimana rasa tanggung jawab seorang tukang pos , terhadap surat yang harus tetap di antar,  walau ternyata kemudian rumah itu tak ada penghuninya.
Semula, pak pos yang diperankan oleh seorang pemuda, yang mempunyai orang tua , dahulunya sebagai tukang pos. Dia, sarjana hukum, sambil menanti panggilan pekerjaan, maka disarankan oleh bapaknya, untuk menjadi tukang pos. Dirasakan pekerjaan yang kelihatannya tidak mentereng di jaman sekarang dengan arus teknologi yang semakin canggih. Dan ternyata dalam menjalani pekerjaan tersebut, dia menemukan suatu kejadian yang menarik, sekaligus misteri.
Setelah beberapa kali, amplop tersebut tak ada yang membuka, maka dia memberanikan diri, menjebol bis surat pada alamat yang dituju, dan membuka lembaran amplop merah muda tersebut, dan ternyata isinya surat untuk kekasih.
Lain lagi , dengan cerpen  Bolehkah , aku tidur di ranjangmu? Membaca judulnya saja, pikiran pembaca sudah berlari pada hal yang negative. Setelah menikmatinya, cerpen yang diramu dengan gaya jenaka ini, ternyata menceritakan, dua sahabat cewek dan cowok yang akhirnya sang cowok jatuh cinta dan melamar ceweknya. Namun, sang cewek menawarkan suatu perjanjian, bahwa dia tidak mau tidur seranjang setelah menikah. Setelah perkawinan terjadi,   ternyata ada “sesuatu”, yang kemudian tumbuh ,secara perlahan-lahan adanya saling membutuhkan , terutama bila malam tiba. Dari pembicaraan biasa, karena awalnya mereka bersahabat , sampai pada suatu kebutuhan akan teman,  yang bukan dalam hal ini hanya sex saja.
Cerita mengalir begitu saja, tanpa ada bumbu sex yang vulgar, seperti judulnya yang menggoda, namun memberikan semacam pelajaran, bahwa cinta datang secara perlahan , tapi pasti . Terutama, bila kita sudah sering kali bertemu, berkumpul. Tresno jalaran soko ngglibet – cinta datang karena sering bertemu-
Kita bersedih kalau ada kesusahan. Sementara kematian itu bukanlah suatu kesusahan (hal. 73) dalam cerpen berjudul MATI. Cerita tentang kematian,  yang cukup singkat diceritakan oleh pengarangnya. Sang tokoh ditinggal Ibunya meninggal,  dan kemudian disadarkan oleh anaknya , tentang hakekat mati itu apa.
Pungkasan, cerpen yang cukup panjang Cintaku pada Januari, dengan mengambil background musik, adanya lirik lagu misalnya  Feeling Good – Nina Simone, ikut menghias alur cerita dalam cerpen ini. Kisah cinta antara pianis dan manager artis, diramu beserta konflik yang dibangun adalah tema umum.Tetapi, yang menarik, latar belakang sang tokoh, pembaca disuguhkan, bagaimana bekerja sebagai pemusik dan manager artis tersebut.
Cinta, ringan dan renyah Denganc tema cinta , pengarang sepertinya , tidak mau membebani pembaca, dengan terlalu berat, namun sebagai bacaan , untuk menghibur dalam suasana santai, misalnya menunggu pacar datang di terminal bis atau bandara Udara, bolehlah kita menikmati bacaan ini dan cukup membantu menghilangkan  rasa sepi.
Ada sedikit koreksi dari beberapa cetakan, mungkin editor dalam hal ini bisa lebih jeli lagi, untuk mengedit adanya salah ketik. Bogor, 5 Januari 2011
Judul buku: Amplop Merah Muda Untuk Pak Pos Penulis: Kanti W Janis Penerbit: Optimist, 2010 ISBN: 978-602-97878-0-1

dikutip dari : kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar